Longsor merupakan fenomena alam yang dapat menimbulkan kerusakan parusuran, korban jiwa, serta bahaya bagi lingkungan hidup. Di Indonesia, longsor telah menjadi suatu kejadian yang umum terjadi, khususnya di daerah pedesaan yang memiliki topografi lembah dan bukit curam.
Dampak Lahan yang Hilang
Longsor dapat menyebabkan hilangnya tanah, batu, dan sumber daya alam lainnya. Contohnya adalah beberapa puluh kilometer jalan di Jawa Barat yang rusak akibat longsor pada tahun 2017. Hal ini tidak hanya mempengaruhi mobilitas masyarakat tetapi juga menambah beban biaya untuk pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur.
- Perubahan sifat tanah: Longsor dapat menyebabkan perubahan sifat tanah, seperti peningkatan kadar air dan kehilangan struktur sosial. Hal ini dapat membuat tanah menjadi lebih berat dan sulit diolah.
- Kerusakan infrastruktur: Longsor dapat merusak jalan, jalur kereta api, dan fasilitas lainnya yang terletak di daerah rawan longsor.
- Perubahan ekosistem: Longsor dapat menyebabkan perubahan ekosistem alam, seperti hilangnya hutan, air bersih, dan sumber daya hidup lainnya.
Banyak contoh di Indonesia yang menunjukkan dampak longsor terhadap lahan yang hilang. Misalnya, pada tahun 2018, kerusakan parusuran akibat longsor mencapai lebih dari Rp 100 triliun.
Menghadapi Krisis Lingkungan di Indonesia
Untuk menghadapi krisis lingkungan ini, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan hidup. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki infrastruktur di daerah rawan longsor.
- Meningkatkan kesadaran: Masyarakat harus diberikan kesadaran akan bahaya longsor dan pentingnya perlindungan lingkungan hidup.
- Pemeliharaan infrastruktur: Pemerintah harus memperbaiki jalan, jalur kereta api, dan fasilitas lainnya di daerah rawan longsor untuk mengurangi risiko kerusakan parusuran.
- Perlindungan tanah: Masyarakat harus bekerja sama dengan pemerintah untuk melindungi tanah dari perubahan sifat dan hilangnya lahan.
