Di Indonesia, hutan-hutan miskin yang kehilangan lahan dan longsor menjadi perhatian di seluruh dunia. Kehilangan lahan dan longsor adalah fenomena yang sangat serius karena dapat menyebabkan kerusakan pariwisata, ekonomi, dan lingkungan hidup di daerah yang terkena dampaknya.
Dampak Kehilangan Lahan
Kehilangan lahan merupakan salah satu dampak utama dari longsor di Indonesia. Ketika tanah berubah menjadi lumpur dan air, maka lahan yang dibangun oleh masyarakat akan terkena dampaknya. Contohnya adalah ketika Anda memiliki rumah di daerah yang rentan banjir, jika longsor terjadi maka rumah tersebut akan merusak.
Contoh Kehilangan Lahan di Kalot Indonesia
- Seperti yang terjadi pada Desa Tegal Sari di Jawa Barat. Pada tahun 2019, longsor parah menyebabkan lahan yang digunakan untuk pertanian dan perkebunan rusak.
- Atau contoh seperti yang terjadi di Kecamatan Batu Sawarna, DKI Jakarta, pada tahun 2020. Pada saat itu, longsor menyebabkan lahan yang digunakan untuk pariwisata rusak dan berdampak besar bagi para pengunjung.
Pandemi Hutan-Hutan Miskin di Kalot Indonesia
Di samping itu, kehilangan lahan juga menyebabkan hutan-hutan miskin menjadi “tamat kering”. Hal ini terjadi karena hutan yang sebelumnya memiliki keseimbangan ekosistem tetapi setelah longsor terjadi maka keseimbangan tersebut akan berubah dan akhirnya membuat daerah itu menjadi hutan miskin.
Bagaimana Maka? Bagaimana Dampak dari Kehilangan Lahan dan Longsor?
- Misalnya, longsor dapat menyebabkan lahan yang digunakan untuk pertanian rusak sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
- Atau misalnya, kehilangan lahan juga dapat menyebabkan hutan miskin menjadi “tamat kering” sehingga menghasilkan oksidasi dan lain-lain.
Berita Baik
Di sisi lain, ada beberapa berita baik yang dapat diambil dari kehilangan lahan dan longsor. Misalnya, pengetahuan tentang longsor dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.