Tahun-tahun terakhir telah melihat peningkatan drastis erosi tanah di berbagai bagian dunia, terutama di wilayah-wilayah yang dilindungi dari erosi oleh vegetasi. Salah satu penyebab utamanya adalah intensitas pertanian yang meningkat dan urbanisasi yang semakin cepat.
Pertanian Intensif
Pertanian intensif seringkali melibatkan praktek-praktek seperti irigasi berulang, penanaman tanpa tanah, dan penggunaan pestisida yang kuat. Hal ini dapat menyebabkan degradasi tanah dan erosi akibat penurunan struktur tanah. Misalnya, jika tanah di petak pertanian telah digali dalam 10 cm, maka setelah beberapa tahun, tanah itu akan jatuh ke dalam 15-20 cm karena erosi yang disebabkan oleh penggunaan irigasi berulang.
Urbanisasi
Urbanisasi juga merupakan salah satu faktor utama peningkatan erosi tanah. Pembangunan kota-kota yang semakin pesat seringkali melibatkan pembuangan lahan pertanian dan hutan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dan perumahan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya vegetasi yang berfungsi sebagai penopang tanah, sehingga makin mudah terjadi erosi.
Contoh di Lapangan
Bayangkan Anda memiliki petak kebun di rumah. Anda menanam sayuran dan buah-buahan dengan baik, namun setelah beberapa minggu, tanah mulai mengalir keluar dari lubang. Hal ini dapat disebabkan oleh irigasi yang berulang-ulang atau penanaman sayuran yang terlalu dekat antara satu sama lain.
Resepat Erosi Tanah
Untuk mengurangi risiko erosi tanah, perlu dilakukan beberapa langkah. Pertama, gunakan irigasi yang efektif untuk menghemat air dan mencegah penanaman sayuran terlalu dekat dengan satu sama lain. Kedua, lakukan penggunaan pestisida yang lebih ramah lingkungan dan minimalisir penggunaan pestisida secara umum. Ketiga, pilih tanaman yang tahan erosi dan memiliki akar yang kuat untuk menopang tanah.
Penutup
Erosi tanah bukanlah masalah kecil, melainkan masalah besar bagi lingkungan dan penduduk. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang lebih serius untuk mengurangi erosi tanah dan menjaga keseimbangan ekosistem.